Minggu, 20 Mei 2012

Sistem Reproduksi Unggas


TINJAUAN PUSTAKA
SISTEM REPRODUKSI
Organ reproduksi pada unggas adalah ovarium  danoviduct untuk unggas betina dan testis untuk unggas jantan. Pada unggas betina organ reproduksi bagian kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik (Nesheim et al., 1972), tetapi untuk bagian kanan mengalami rudimeter (Sarwono, 1988).
Ayam Betina
Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct.Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum.Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur  dan vagina (Nalbandov, 1990). Secara lengkap oviduct dan ovarium digambarkan oleh Nesheim et al. (1979)
Ovarium
Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium terdiri atas dua lobus besar yang banyak mengandung folikel-folikel (Nalbandov, 1990). Ovarium biasanya terdiri dari 5 sampai 6 ovum yang telah berkembang dan sekitar 3.000 ovum yang belum  masak yang berwarna putih (Akoso, 1993).
Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus germinalis) yang posisinya pada permukaan  dipertahankan oleh latebra. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai komponen penyusun yolk melalui aliran darah menuju discusgerminalis. Ovum juga dibungkus oleh suatu membran vitelina dan pada ovum masak membran vitelina dibungkus oleh membran folikel.Bagian yolk mempunyai suatu lapisan yang tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma. Pada bagian stigma inilah akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur, sehingga telur akan jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakan mulut dari infundibulum (Nesheim et al., 1979).

Oviduk
Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung antara ovarium dan uterus.Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan satunya mengalami rudimeter.Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang merupakan bagian dari ductus Muller.Ujungnya melebar membentuk corong dengan tepi yang berjumbai (Nalbandov, 1990). Oviduk terdiri dari lima bagian yaitu: infundibulum atau funnel, magnum, ithmus, uterus atau shell gland dan vagina (Nesheim et al., 1979).

Gambar 18. Organ reproduksi ayam betina (Nesheim et al., 1979)

Oviduk mempunyai struktur yang kompleks untuk menghasilkan bahan sekitar 40 g (10 g padat dan 30 g air) dalam waktu sekitar 26 jam.Secara garis besar terdiri lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan otot longitudinal luar dan sirkuler dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa pembuluh darah dan syaraf, serta lapisan mukosa yang melapisi seluruh duktus.Pada ayam muda mukosa bersifat sederhana tanpa lekukan maupun lipatan.Pada saat mendekati dewasa kelamin serta mendapat stimulus dari estrogen dan progresteron, maka oviduk menjadi sangat kompleks dengan terbentuknya ikatan-ikatan primer, sekunder dan tersier.Pada puncak aktivitas sekresinya, sel-sel menunjukkan bentuk variasinya dari kolumner tinggi sipleks sampai kolumner transisional yang memiliki silia. Oviduk unggas tidak dapat membedakan antara ovum dengan benda-benda asing, sehingga akan tetap mensekresikan albumen, kerabang lunak dan kerabang keras disekitar benda asing tersebut (Nalbandov, 1990).
  Infundibulum.Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm (North, 1978).Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan.Pada bagian kalasiferos merupakan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-kutub telur (Nalbandov 1990).Pada bagian leher infundibulum yang merupakan bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan vagina.Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi (Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya fertilasi. Setelah fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di dalam infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan masuk ke bagian magnum (Nesheim et al., 1979).
Magnum. Magnum merupakan saluran kelanjutan  dari oviduk dan merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar (Nalbandov, 1990). Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm  dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam (North, 1978).
Albumen padat yang kaya akanmucin disekresikan oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah albumen yang disekresikan sekitar 40 sampai 50% total albumen telur.
Ithmus.Setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus. Antara ithmus dan magnum  terdapat garis pemisah yang nampak jelas yang disebut garis penghubung  ithmus-magnum (Nalbandov, 1990).
Panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur (North, 1978).Membran sel yang terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon telur di dalam ithmus selama 1,25 jam (Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Dua lapisan membran sel telur saling berhimpit dan ada bagian yang memisah/melebar membentuk bagian yang disebut rongga udara (air cell), aircell akan berkembang mencapi 1,8 cm. Rongga udara bisa digunakan untuk mengetahui umur telur dan besar telur (North, 1978).
  Uterus.Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di dalam uterus  telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam kalsium (Nalbandov, 1990).  Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam (North, 1978).
Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan air melalui dinding
uterus dan secara osmosis masuk ke dalam membran sel. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20 sampai 25% (North, 1978).
Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian kecil di ithmus dan dilanjutkan di uterus. Deposisi terjadi pada bagian inner shell, lapisan mammillary (berupa kristal kalsit) yang membetuk lapisan material berongga. Komposisi komplit dari kerabang telur berupa kalsit (CaCO3), dan sedikit sodium, potasium dan magnesium (North, 1978).
Formasi terbentuknya kerabang telur dengan adanya ketersediaan ion kalsium dan ion carbonat  didalam cairan uterus yang akan membentuk kalsium karbonat. Sumber utama ion karbonat terbentuk karena adanya CO2 dalam darah hasil metabolisme dari sel yang terdapat pada uterus, dan dengan adanya H2O, keduanya dirombak oleh enzim carbonic anhydrase (dihasilkan pada sel mukosa uterus) menjadi ion bikarbonat yang akhirnya menjadi ion karbonat setelah ion hidrogen terlepas. Beberapa hubungan antara kalsium dalam darah, CO2 dan ion bikarbonat di dalam uterus dalam peristiwa pembentukan kerabang telur dapat dilihat pada gambar 19. Untuk itu pada ayam petelur perlu diperhatikan bahwa kebutuhan kalsium terutama harus disediakan pada pakan, karena jika kekurangan kalsium akan mengambil dari cadangan kalsium pada tulang (Nesheim et al., 1979).


                 Pembentukan kerabang telur dalam uterus

 Vagina.Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang sekitar 12 cm (North, 1978).Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus).Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah.Kemudian telur dari vagina keluar melalui kloaka (Nalbandov, 1990).

Ayam Jantan
Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis (T), epididimis (Ep), duktus deferens (D.d.) dan organ kopulasi pada kloaka (Cl),  secara lengkap ditunjukkan oleh Nesheim et al. (1972)
Testis
Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang.Pada unggas testis tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum (Nesheim et al., 1979).Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 1990).        

Epididimis
Epididimis berjumlah sepasang dan terletak pada bagian sebelah dorsal testis.Berfungsi sebagai jalannya cairan sperma ke arah kaudal menuju ductus deferens.

Duktus deferens
Jumlahnya sepasang, pada ayam jantan muda kelihatan lurus dan pada ayam jantan tua tampak berkelok-kelok.Letak ke arah kaudal, menyilang ureter dan bermuara pada kloaka sebelah lateral urodeum.
 
Organ kopulasi
Pada unggas duktus deferens berakhir pada suatu lubang papila kecil yang terletak pada dinding dorsal kloaka.Papila kecil ini merupakan rudimeter dari organ kopulasi (Nesheim et al., 1972).














HASIL PENGAMATAN
Cara Penilaian Sperma Pada Unggas
1.       Makrokopis
a.       Umumya sperma berwarna putih atau kream ,
b.      Jika sperma berwarna merah,itu tandanya sperma sudah tercampur dengan darah.
c.       Jika sperma berwarna hijau,itu berarti sperma sudah tercampur dengan feses.
d.      JIka sperma kental, pada prinsipnya sperma semakin bagus.
e.      jika baunya busuk maka tandanya sperma sudah terkontaminasi.

2.       Makroskopis
·         Konsentrasi sp
·         Sperma hidup
·         Persentase SMP
·         Melakukan pengamatan dengan mikroskop
Ø  Di bantu dengan hemasito meter
Ø  Di bantu dengan pipet eritrosit
Ø  Carany sedot pakai pipet sampai angka 11
Ø  Kemudian di homogen seperti angka 8
Ø  Dibuang 3 tetes ke kaca stoma agar tidak terjadi pengumpalan.






….
……
…..


…..
…..
…..


……
…..
…….







Kotak pertama
Hidup                    :26
Mati                       :5
Kotak ke dua     
Hidup                    :10
Mati                       :12
Kotak ketiga
Hidup                    :19
Mati                       :12
Kotak keempat
Hidup                    :10
Mati                       :14
Kotak kelima
Hidup                    :3
Mati                       :30















KESIMPULAN
1.      Organ reproduksi pada unggas adalah ovarium  danoviduct untuk unggas betina dan testis untuk unggas jantan. Pada unggas betina organ reproduksi bagian kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik (Nesheim et al., 1972), tetapi untuk bagian kanan mengalami rudimeter (Sarwono, 1988).
2.      Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct. Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur  dan vagina (Nalbandov, 1990). Secara lengkap oviduct dan ovarium digambarkan oleh Nesheim et al. (1979)
3.      Organ reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis (T), epididimis (Ep), duktus deferens (D.d.) dan organ kopulasi pada kloaka (Cl),  secara lengkap ditunjukkan oleh Nesheim et al. (1972)
4.      Testis berjumlah sepasang terletak pada bagian atas di abdominal kearah punggung pada bagian anterior akhir dari ginjal dan berwarna kuning terang. Pada unggas testis tidak seperti hewan lainnya yang terletak di dalam skrotum (Nesheim et al., 1979). Fungsi testis menghasilkan hormon kelamin jantan disebut androgen dan sel gamet jantan disebut sperma (Nalbandov, 1990).        











DAFTAR PUSTAKA


Nesheim et al., 1972

Sarwono, 1988

Nalbandov, 1990


1 komentar: